Cool Blue Outer Glow Pointer

Ads 468x60px

Labels

Rabu, 17 April 2013

Untukmu yang Masih Ragu

Saat mendengarkan kata “dakwah”, otak kita pasti sudah terbang melayang ke mana-mana. Terbayang, mulai dari dakwahnya ustadz di TV, yang di masjid, sampai ustadz yang di atas panggung sambil melantunkan qasidah. Begitu variatif cara beliau menyampaikan ajaran Islam sesuai dengan perkembangan zaman.

Begitu pula kita, sebenarnya secara tidak sadar kita pun terkadang telah berdakwah, bahkan tanpa kita rencanakan. Misal, ada teman kita yang menunda-nunda shalat, kemudian kita mengingatkannya untuk menyegerakan shalat. Itu sudah merupakan dakwah yang kita lakukan secara interpersonal atau biasa disebut dakwah fardhiyah. Namun, sering kali ajakan untuk dakwah secara bersama-sama, ditolak. Dakwah bersama pun telah ada wadahnya di dunia kampus lhoo, seperti BPMAIU yang menyelenggarakan seleksi pe-men-tor. Padahal, jika kita mau berdakwah bersama, kita bisa sharing cara berdakwah yang efektif kepada tipe orang yang berbeda-beda. Kita bisa merencanakan apa yang akan kita capai bersama. Selain itu, kita bisa memiliki pagar yang kokoh, yang ketika kita sendiri merasa down, secara otomatis akan ter-upgrade karena untuk menyemangati dan berdakwah kepada orang lain, kita harus semangat dulu, dan memahami ilmunya terlebih dahulu.

Beberapa orang pasti akan menolak dengan berbagai alasan, seperti:
1.      
1. Aku kan masih....
Biasanya inilah alasan pertama dan yang paling banyak diungkapkan. Aku kan masih belum rajin qiyamul lail, belum rajin shaum sunnah, belum rajin sholat dhuha, sholat rowatib, bla bla bla bla bla. Yah, tetapi ternyata justru inilah caranya. Dengan menjadi seorang pendakwah (baca: pementor), kita akan lebih memperbaiki diri kita, memantaskan diri kita untuk bisa menasihati dan mengingatkan orang lain. (Masa sih?? Ciuss??) Ciuss! Belum pernah mencoba, kan? Makanya dicoba, biar nggak melulu nggak percaya. 

2.     
Ngapain sih, ngurusin orang???
Hm, penjelasannya begini. Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Betul tidak?? (betul betul betul J) Sebagai contoh analogi, jika suatu ketika kita melihat dan membiarkan 1 orang membuang sampah ke selokan. Maka itu akan menjadi kebiasaannya, toh tidak apa-apa. Namun, lama-kelamaan sampah akan menumpuk dan ketika hujan turun terjadi banjir dan genangan air kotor. Lalu, jadilah sarang nyamuk. Impossible, nyamuk itu hanya akan menggigit orang yang membuang sampah di selokan tadi. Kalau yang digigit kita, bisa ber-abe kan???
Nah, that’s why Rasulullah mengajarkan bahwa semakin aktif dan berkualitas dakwah kita, maka kualitas iman kita semakin kuat:

“Barangsiapa melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, hendaklah (ia mengubahnaya) dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemahnya iman” (HR Muslim)

3.      Aku sih pengin, tapi....
Pengiiiin, mauuuu..tapi...aku mau fokus kuliah. Aku mau memperbaiki nilaiku dulu. Aku mau ini dulu, mau itu dulu. Yup. Semua orang pasti punya masalah. Hanya saja terdapat perbedaan pada bagaimana cara kita menyelesaikannya. Dan inilah firman Allah dalam Al Qur’an  surat Muhammad [47] ayat 7:
“Jika engkau menolong [agama] Allah, niscaya Allah menolongmu dan meneguhkan pijakan kakimu...”

Masih mau mengelak? Haha. Hidup itu pilihan. Semua tergantung kita sendiri. Tinggal jalur mana yang kita pilih, proses mana yang akan kita jalani, dan itulah yang akan menentukan masa depan kita nanti. Dan satu hal lagi. Hidup kita di dunia ini tidak kekal abadi. Namun, proses hidup kita inilah yang akan menentukan apakah kita akan terseleksi dari daftar penghuni surga. (Na’udzubillah)
Jadi...Semangat ya akhi wa ukhti. (END, 2013)


“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih, dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (QS Fushshilat [41]: 33)

“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kalian menyeru kepadayang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah...”(QS Ali ImranQS Ali Imran [3]:110)

6 komentar:

  1. asalamualaikum. kak di situ belum ada penjelasan , gmna ayat ataupun yang mengenai agama ternyata salah.. maksudnya ternyata menyampaikan yang salah, tanggung jawab terhadap Yang Maha Kuasa gmna kakak admin

    BalasHapus
  2. Dalam perjalanan seorang pementor.. seorang pejuang dakwah tentu ada tantangan dan rintangan.. karena Allah tidak akan pernah melewatkan sebuah ujian bagi setiap hambaNya, semakin ingin tinggi kapasitas seseorang tentu ada rintangan yg harus dilalui.. dan ketika ia sudah medapatkan tempat yang nyaman (baca: menjadi pementor), sering dikenal sebagai orang alim. Bukan berarti ia lolos tanpa ujian.. Allah dengan Maha Sempurnanya tetap memberikan panduan bagi kita untuk tetap Selamat agar kita tidak lalai dalam kenyamanan. Surat ini merupakan Ma’alim fii at-Thoriiq (petunjuk jalan) bagi aktivis dakwah. Surat As-Shaff memberikan Ma’alim fii at-Thariiq bagi para da’i agar tidak menyimpang dalam dakwahnya dan agar tetap teguh dalam shaff yang rapi dan kokoh walaupun ujian, fitnah dan cobaan dalam dakwah datang menghadangnya.
    dalam surat As-shaff ayat 2 dan 3 Allah berfirman Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.
    Itu artinya Allah sangat menginginkan Kejujuran dalam penyampaian.. jujur dalam bersikap dan jujur dalam berkata-kata. Salah satu ajaran Islam yang terpenting adalah jihad dan berperang melawan musuh Allah. Tetapi kita menyaksikan banyak para penceramah yang sudah dikenal oleh orang banyak dengan sebutan ustadz atau kyai dan sebutan lainnya tidak jujur dalam menyampaikan Islam. Mereka tidak berani menyampaikan jihad, dan kalaupun menyampaikan kata jihad, maka dibatasinya dalam ruang lingkup yang sempit, yaitu jihad melawan hawa nafsu saja. Kejujuran dalam berkata dan bersikap merupakan keharusan bagi setiap muslim apalagi para kader dan pemimpin dakwah yang menyampaikan nilai-nilai Islam.

    wallahu'alam.. hanya mencoba menjawab dari ukh putri :)

    BalasHapus
  3. karena perintah dan petunjuk harus dijalankan bersamaan.. menjalankan perintah tanpa pedoman/petunjuk pasti tidak bisa sesuai dengan yang diharapkan.. fokus hanya pada petunjuk pun akan sia-sia ketika kita tidak segera melaksanakan perintahnya..

    BalasHapus
  4. kalau pementor nya ditanya mentinya gak tau, gak bisa jwb atau eh ternyta yang di sampaikan malah salah atau salah persepsi, gmna mb tanggung jwbnya ?
    heeeeeeeeeeee

    BalasHapus
  5. kalau ditanya tidak tahu.. ya jawab saja saya belum tahu, akan saya jadikan PR dan akan saya beritahu dipertemuan mendatang insyaAllah.. begitu ukh..kalau tidak yakin dengan jawaban jangan malu untuk menyampaikan keraguannya.. toh juga tidak banyak hal2 yg tidak diketahui.. pementor pun akan tetap mentoring.. pementor pun akan tetap mencari ilmu.. banyak sekali fasilitas2 yg bs dipakai.. salah satunya ma'had pementor.. jadi sebelum terjun ke lapangan.. bisa ikutan dulu ma'had nya.. jadi bisa lebih mudah menyampaikan ke adek2nya.. wallahu'alam

    BalasHapus
  6. subhanallah kakak ,.. keren sekali

    BalasHapus

tanggapan anda :