Hari itu,
Sebuah
Universitas Negeri ternama ramai dengan para wisudawan-wisudawati, rapi dengan
baju toga yang dikenakan.
Beberapa
wanita sudah dari subuh hari pergi ke salon untuk mempermak wajahnya.
Kost-kostan,
tempat penginapan, hotel semua penuh dengan keluarga wisudawan-wisudawati.
Hingga saat
pagi menjelang, mobil-mobil sudah mulai terparkir di gedung tempat acara wisuda
digelar. Saat yang lain senang dengan kehadiran orang tuanya.
Di suatu sudut
kostan, seorang wisudawan sudah tampak bersiap-siap, namun ia berkata pada ayah
ibunya yang sudah tua, yang malam tadi baru sampai di tempat menginapnya,
maklum orang tuanya dari kampung yang sulit akses transportasi. Bahkan jaringan
telepon pun belum ada.
Sang anak tak
mau teman-temannya yang mengenal sosok dirinya sebagai anak gaul yang kaya raya
berkata pada ayah ibunya, "Emak dan Bapak ga usah ikut ya! Nanti takut
susah nyarinya. Nanti saya kasih potonya aja!". Bapaknya yang sudah 70
tahunan, "Tapi Nak, kita jauh-jauh ingin sekali melihat kamu
wisuda!". Anaknya menimpal, "Sebentar kok Pak, udah ah, saya
berangkat dulu. Assalamu'alaikum". Ayah dan ibunya pun terdiam, tak bisa
berkata apa-apa. Namun ada rasa perih dalam hati mereka. Tak bisa melihat
anaknya diwisuda dan menjadi sarjana.
Di tempat
wisuda temannya bertanya, "Rud, bokap nyokap lu ga datang?".
"Waduh, kebetulan bokap ada meeting bisnis, nyokap sedang ke Australi,
nengok adik gua yang kuliah disana juga." Jawabnya.
***
Sahabatku,
Berapa banyak
anak yang tak bangga dengan ayah ibunya
Orang
kampunglah, kunolah, katro, dan sebutan lainnya.
Berapa banyak
juga anak muda sekarang
Yang ingin
dikatakan gaul dan hebat
Lalu tak mau
memperkenalkan ayah ibu juga rumah tempat ia berasal kepada rekan-rekannya.
Padahal,
Saat kau
terlahir ke dunia,
orang tuamu
bersyukur dan bahagia
Memberitahu
warga sekitar bahwa telah lahir anak yang sangat mereka cintai
Merawat dan
membesarkanmu
Memberikan
pakaian dan makanan terbaik bagimu
Menyekolahkanmu,
bahkan bersusah payah menguliahkanmu.
Ya Allah,
jadikan kami anak soleh,
Yang bisa
membahagaiakan ibu bapak kami,
dan membuat
mereka tersenyum karena bisa melihat anaknya sukses. Aaamiin.
*Silahkan
diaminkan, kalau bisa segera minta maaf pada ayah ibumu
*Setia Furqon
Kholid*
telepon pun belum ada.
0 komentar:
Posting Komentar
tanggapan anda :