Cool Blue Outer Glow Pointer

Ads 468x60px

Labels

Senin, 16 Juni 2008

KISAH SEPOTONG MALAM KELUARGA SALAFUSHALIH ABU YAZID

KISAH NYATA (KISTA)


Suatu malam,ketika Abu Yazid menghafal Al Qur’an surat Al Muzzammil dihadapan ayahnya. “Yaa ayyuhal muzzammil qumillaila ilia qalilla…” Wahai orang-orang yang berselimut, bangunlah diwaktu malam kecuali sedikit,” (QS Al Muzzammil / 1-2). Saat ia sedang membaca ayat tersebut, Abu yazid bertanya pada ayahnya. “Ayah, siapa yang dikatakan orang yang selimut dalam ayat ini?” Ayah berkata, “Anakku, yang dimaksaud adalah Nabi Muhammad.” Abu yazid bertanya lagi, “Ayah, kenapa engkau tidak melakukan shalat tahajjud, sebagaimana yang Rasul lakukan?”, “Anakku, bangun malam itu hanya diwajibkan khusus pada Nabi saja, tapi tidak untuk umatnya,” jawab sang aqyah. Abu yazid terdiam. Ia pun melanjutkan hafalannya sampai pada firman Allah, “Inna Rabbaka ya’lamu annaka taqumu adna min tsulutsai llaili wa nishfahu wa tsulutsahu wa thaitatun minalladzina ma’aka” (QS. Al Muzzammil : 20). “Sesungguhnya Rabbmu mengetahui bahwa engkau berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, seperdua malam, atau sepertiganya, bersama sekelompok orang yang bersamamu.”

Abu yazid bertanya lagi, “Ayah, aku mendengar dalam ayat ini, ada sekelompok orang yang mendirikan shalat malam bersama Rasulullah, siapa mereka itu?” Ayahnya menjawab, “Anakku, mereka itu para sahabat radhiallahu anhum.” “Kalau begitu ayahku, apakah baik kita meninggalkan apa yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya?” Ayahnya tercenung dan mengatakan, “Engkau benar anakku.”

Malam harinya, sang ayah segera melakukan shalat malam. Abu yazid terbangun dan melihat ayahnya akan melakukan shalat. Ia segera mengatakan, “Ayah, tolong ajarkan aku bagaimana caranya berwudhu dan aku ingin shalat bersamamu.” Ayahnya mengatakan, “anakku tidurlah, kamu masih kecil…” Mendengar jawaban seperti itu Abu yazid berkata, “Ayah, jika nanti pada hari manusia tercerai berai (hari kiamat), dan masing-masing orang diperlihatkan amal-amal mereka selama hidupnya, aku akan berkata kepada Allah, “Aku telah meminta pada ayahku untuk mengajariku bagaimana caranya berwudhu, agar aku melakukan shalat bersamanya, tapi ayahku hanya mengatakan, “Tidurlah, kamu masih kecil…”

Sang ayah terkejut dan mengatakan, “Tidak, demi Allah wahai anakku. Aku tidak ingin hal itu terjadi.” Akhirnya ia mengajarkan cara berwudhu kepada Abu yazid, dan malam itu juga mereka shalat bersama-sama (Anba Nujaba Al abna, syaikh Ibnu Al Makky).

0 komentar:

Posting Komentar

tanggapan anda :