Bismillah,
sebuah refleksi.... Jika Senin, 14/1/2013 baru saja kemarin melakukan rapat kerja,
pemaparan proker-proker yang akan kita jalani untuk masa kepengurusan sebuah
wajihah setahun ke depan. Di sana dapat kita lihat begitu banyak acara-acara
yang kita buat. Mulai dari proker yang merupakan proker tahun lalu, hingga
proker baru hasil kreatif kita. Dari proker-proker kecil hingga proker besar yang membutuhkan
dana besar pula. Dananya tak hanya jutaan bahkan puluhan juta. Semua amat jelas
dari abstraksi kegiatan, sasaran, tujuan, target, hingga parameter
keberhasilannya.. Begitu pula timeline yang kita buat, amat terpapar jelas apa yang akan kita lakukan setahun
mendatang. Kitapun berusaha keras meng-goalkan
proker masing-masing untuk orang lain, untuk kemaslahatan ummat. Subhanallah... InsyaAllah semua itu kita
rancang sebaik mungkin, dan dapat dilihat hasilnya saat LPJ-an nanti.
Refleksi
pada kehidupan, jika dipikir-pikir sebenarnya agenda-agenda itu tak jauh
berbeda dari roda kehidupan kita. Jika kita mampu membuat proker-proker yang
sedemikian banyak, kreatif, dengan dana yang tidak sedikit pula. Pun tujuan
kita juga untuk dakwah, untuk ummat, untuk orang lain kenapa untuk menerapkan
pada diri sendiri lebih sulit atau bahkan tidak terfikirkan?!.
Mungkin,
di liburan yang panjang ini, coba tengok kanan-kiri. Mulai dari yang paling
dekat, kepada orang tua kita misalnya. Pernahkah kita berfikir untuk ‘mengadakan
proker’ memberikan kejutan yang membuat mereka tersenyum dan memeluk kita? Pernahkah
kita membuat planning memberikan
kejutan dengan budget 100rb misalnya, atau barangkali kita malah merasa sayang
untuk mengeluarkan budget sebesar itu??? Padahal itu sangat-sangat jauh dengan
dana yang harus kita adakan untuk agenda kita, yang kita bilang untuk ummat.
Sedang ini untuk orang tua kita sendiri, pernahkah?. Itu untuk orang tua kita, insyaAllah
kebanyakan dari kita sangat mudah melakukannya. Kemudian, kalau untuk saudara,
kakak, keponakan, paman, bibi, kakek, nenek- bagaimana?
Mas'ul FOSIMMIK memimpin Raker |
Sekarang
coba kita buka jendela, lihat tetangga di sekitar rumah kita. Sudahkah mereka
merasakan akan adanya kita? Sudahkah mereka merasakan kebermanfaatan akan
adanya kita? Sudahkah mereka merasa membutuhkan keberadaan kita? Pernahkah
mereka merindukan kehadiran kita ditengah-tengah mereka? Atau selama ini.....
bahkan mengetahui antara saat kita dikampung, di tengah-tengah mereka dengan
saat kita berada dikampus tak ada bedanya, alias tidak tau. ‘Nggak ngeh’?!
Jika
saat ini di rumah atau bahkan masih berkutat di kos kesayangan. Coba kita buka
jendela luar kos, kalau tidak ada jendela ke arah luar coba tengok keluar. Jalan
kaki keliling sebentar, sambil tadabbur
alam sambil instrospeksi. Mungkin selama hampir satu setengah tahun ini, orang-orang
di sekeliling kos tempat tinggal kita untuk thalabul
ilmi ini belum pernah merasakan ‘sentuhan’ tangan kita. Sederhananya, tau nama kita
misalnya. Atau jangan-jangan
hanya
sekedar tau kita ada ditengah-tengah mereka-pun tidak tau?!.
Itulah,
memang benar peribahasa yang kita dapatkan saat SD dulu. Semut di seberang
lautan tampak, tapi gajah di pelupuk mata tidak nampak. Mungkin artinya sedikit
berbeda, bukan kesalahan yang dimaksud. Tapi sasaran dakwah kita selama ini.
Mungkin karena sebagian besar hidup kita dihabiskan di kampus, menjadikan kita
lebih respek dengan anomali-anomali permasalahan dakwah di kampus. Jadi,.....
Nah,
liburan yang panjang ini saatnyalah kita memaksimalkan diri memberi manfaat
yang sebesar-besarnya untuk orang-orang terdekat kita ini. Memikirkan lebih
jernih lagi apa yang bisa kita lakukan untuk mereka. Misalnya, bisa dimulai
dari birul walidain semaksimal
mungkin untuk ibu-bapak yang selama ini merindukan kita, lebih berinteraksi
dengan tetangga, lebih respek dengan kebutuhan mereka, lebih berfikir apa yang
bisa kita berikan, dan PR dakwah lain yang belum terlintas dalam benak kita.
Mungkin bisa kita buat seperti proker-proker kita, abstraksi nya apa, tujuannya
apa, parameter keberhasilannya apa. Jika proker-proker organisasi, kita
laporkan saat LPJ-an tengah tahun atau akhir tahun, lalu bagaimana dengan ‘LPJ-an’
yang sesungguhnya di akhirat nanti? Ketika seluruh proker kehidupan harus
dilaporkan. Tak lagi mulut yang berbicara, tapi organ kitalah sebagai saksi
yang berbicara. Mari kita pikirkan!. Wa
Allahu ‘alam bish shawab. (SM)
AllahuAkbar! |
astagfirullah, kadang kita hanya berkutat pada dakwah dikampus kita padahal sesungguhnya tugas utama kita adalah dakwah ke masyarakat yang ada disekitar kita..
BalasHapusiya Ukh.. sy lgsg mngudurkan dr dari organisasi yg br ndaftar... krn mrs blm byk mberi manfaat tuk org terdekat...
BalasHapus